Teripang atau ketimun
laut yang digolongkan ke dalam kelas Holothuridea merupakan satu di antara
hewan laut yang dimakan dan mempunyai prospek cerah sebagai bahan ekspor yang
permintaannya semakin besar, terutama dalam bentuk kering dan asapan.
Selama ini produksi teripang umumnya diperoleh
dari penangkapan di alam yang sumber dayanya semakin terbatas,
sehingga untuk memenuhi volume permintaan pasar dapat ditempuh melalui budi
daya.
Budi daya
teripang khususnya teripang pasir (Holothuria Scabra) memungkinkan dilakukan
oleh masyarakat pantai karena teknik
budidayanya cukup sederhana dan inventasi yang diperlukan relatif kecil.
Sifat biologis teripang pasir yang khas
adalah hidup pada habibat pasir atau lumpur yang ditumbuhi tanaman lamun
pada kedalaman relatif dangkal, dan mengambil makanan yang ada disekitarnya (Filter feeder). Salah satu sifat biologi teripang pasir yang penting diketahui dalam
rangka usaha budidaya adalah: tubuhnya
elastis sehingga mudah meluruskan diri melalui celah-celah yang sangat
sempit. Berdasarkan sifat biologi teripang, wadah budi daya yang cocok
adalah kurung tancap (hampang) memagar keliling habitat asli teripang dengan waring nilon
setinggi 2 m.
Usaha budi daya teripang di
dalam kurung tancap selain menjaga kelestarian sumberdayanya, juga merupakan
lapangan kerja baru bagi masyarakat pantai yang dapat memberi nialai
tambah dalam peningakatan kesejahteraan.
LOKASI
Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam budi daya teripang adalah:
- Dasar
perairan terdiri dari pasir, pasir berlumpur, berkarang, dan ditunbuhi
tanaman lamun (rumput lindung)
- Terlindung
dari angin kencang dan arus/gelombang yang kuat
- Tidak
tercemar dan bukan daerah konflik serta mudah dijangkau
- Kedalaman
perairanlokasi antara 50-150 cm pada saat surut terendah dan sirkulasi air
terjadi secara sempurna
- Mutu
air: salinitas 24-33 ppt, kecerahan 50-150 cm, suhu 25-30°C
KONTRUKSI KURUNG TANCAP
Bahan :
- Balok
berukuran (5x7x200) cm
- Waring
nilon ukuran mata 0,2 cm
- Tali
ris dari nilon
- Tali
pengikat atau paku anti karat
- Papan
yang tahan air
CARA PEMASANGAN
- Tiang dipancang pada dasar perairan sedalam 0,5 m.
- Bagian tiang yang berada di atas permukaan sebagai tempat melekatkan waring.
- Waring yang telah dilengkapi dengan tali ris disambung dengan papan.
- Papan yang telah disambung dengan waring dibalut lalu ditanam ke dalam lumpur (30 cm).
- Bila tidak ada papan bagian ujung waring ditanam ke dalam lumpur sedalam 30 cm kemudian bagian ujungnya dibelokkan ke dalam sepanjang 15 cm.
- Ukuran kurung tancap disesuaikan dengan kebutuhan.
PEMILIHAN BENIH
- Pilih
benih yang seragam baik jenis maupun ukuran
- Benih
yang baik adalah tubuhnya berisi dan tidak cacat
- Hindari
benih yang diangkut dalam waktu lama (lebih 1 jam) dan dalam keadaan
bertumpuk (padat)
- Hindari
benih yang telah mengeluarkan cairan berwarna kuning
- Pengangkutan
benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau malam hari atau pada saat suhu rendah dan menggunakan wadah
yang berisi substrat pasir khususnya pada sistem pengangktan terbuka
TEKNIK BUDIDAYA
- Benih
teripang dengan berat awal 40-60 g ditebar ke dalam kurung tancap dengan
kepadatan 5-6 ekor/m2.
- Penebaran
dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada suhu rendah.
- Sebelum
benih ditebar ke dalalm kurung tancap, adaptasikan terlebih dahulu agar dapat diketahui vitalitas
maupun jumlah benih.
- Selama
pemeliharaan diberikan kotoran ayam yang dicampur dedak halus sebanyak 0,1 kg/m2
setiap minggu sekali. Kotoran ayam atau dedak halus sebelum ditebar
dicampur dengan air bersih dan diaduk merata agar tidak hanyut atau
terapung dan lakukan pada air sururt.
- Pada
sistem ini teripang yang dipelihara tidak tergantung dari pakan
buatan karena teripang tersebut berada pada habitat aslinya. Pemberian
kotoran ayam berfungsi sebagai pupuk untuk merangsang pertumbuan diatom
yang merupakan makanan utama bagi teripang.
- Masa
pemeliharaan selama 4-5 bulan.
CARA PANEN
Setelah dipelihara selama 4 - 5 bulan, teripang telah mencapai ukuran konsumsi (300-500g), teripang siap dipanen. Panen dilakukan pada ssat air surut terendah, dan dilakukan beberapa kali karena banyak yang membenamkan diri dalam pasir atau lumpur. Untuk mengetahui apakah teripang sudah terpanen semuanya, dilakukan pengecekan pada air pasang, karena teripang senang keluar dari persembunyiannya setelah air pasang.
PENGOLAHAN
Cara pengolahan teripang
tidak sama dengan komoditas perikanan lainnya, karena teripang tidak dikomsumsi
dalam bentuk segar atau dalam bentuk kering atau apapun.
Mula-mula teripang segar dibersihkan isi perutnya dengan cara
menusuk-nusukan lidi pada bagian anusnya, kemudian bagian perutnya
dibelah sepanjang ± 5-10 cm untuk mengeluarkan isi perut yang masihn
tersisa (sesuaikan dengan ukuran) kemudian dibilas dengan air bersih.
Setelah itu teripang direbus selama 30 menit sampai matang. Untuk
membersihkan kulit dapat direndam dengan NaOH, KOH, CaCO3, atau dengan
bahan alami seperti parutan pepaya muda selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan
pengeringan atau pengasapan untuk mengurangi kandungan airnya.
Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari atau
oven dengan menggunakan bahan bakar
berupa kayu keras, serbuk gergaji terutama dari kayu ulin dan sabut kelapa. Namun yang terbaik adalah dengan menggunakan serbuk gergaji kayu ulin karena mempunyai warna dan aroma yang baik, sehinggamutu dan harganya lebih tinggi. Hasil pengeringan dengan sinar matahari mempunyai mutu yang lebih rendah, karena biasanya berbau amis. Mutu teripang yang baik adalah mempunyai berat 40% dari berat segar.
berupa kayu keras, serbuk gergaji terutama dari kayu ulin dan sabut kelapa. Namun yang terbaik adalah dengan menggunakan serbuk gergaji kayu ulin karena mempunyai warna dan aroma yang baik, sehinggamutu dan harganya lebih tinggi. Hasil pengeringan dengan sinar matahari mempunyai mutu yang lebih rendah, karena biasanya berbau amis. Mutu teripang yang baik adalah mempunyai berat 40% dari berat segar.
Harga teripang olahan di
pasaran sangat dipengaruhi ukuran dan mutu pengeringannya. Teripang dalam
bentuk asapan dengan aroma yang baik harganya lebih mahal dibandingkan dengan
teripan kering.
Sumber:
BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR
PAYAU
INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI :
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT (BPSPL)
PADANG
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl. Raya Pertanian, Sei Duo - Sungai Lareh,
Lubuk Minuturun - Koto Tangah, Padang
Telp (0751)
497053, Fax (0751) 497052
David P. Tambunan, S.St.Pi
HP: 0823 6422 1111
Email: david.stp39@gmail.com
http://davidaup39.blogspot.com/
|
|