Corydoras termasuk cat fish. Asalnya dari Amerika
Selatan yang kemudian menyebar kedaerah lain secara alami maupun karena campur
tangan manusia melalui transportasi.
Corydoras sebagai ikan hias mempunyai daya tarik untuk dinikmati. Dengan
bentuk yang cukup menawan dan warna yang variatif, sudah cukup menunjukan daya
tariknya sebagai ikan hias dilihat dari gerakannya, Corydoras menarik karena
lincah. Tingkah lakunya yang suka bergerombol di dasar wadah menyebabkan ikan
ini dapat dipelihara bersama-sama dengan ikan hias lain yang hidupnya di bagian
tengah dan permukaan air sehingga ke kontrasan penampilan menjadi lebih menarik.
Sistematika dan Morfologi
Adapun sistematika jenis ikan ini menurut Hoedeman (1975) sebagai
berikut.
v Filum
: Chordata
v Kelas
: Osteichthyes
v Sub kelas : Actinopterygii
v Ordo
: Siluriformes
v Sub ordo : Siluroidei
v Famili
: Callichthyidae
v Genus
: Corydoras
Sementara ciri-ciri morfologi dari genus corydoras antara lain tubuhnya
pendek dan gemuk, punggung melengkung di banding perut, kedua sisi ikan di
lengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, serta
pada rahang atas dan bawah terdapat dua pasang kumis. Ukuran tubuh ikan ini
berkisar 2,5-12 cm dengan ukuran mayoritas 5-7.
Kebiasaan Hidup dan Berkembang Biak
Di habitat
aslinya, corydoras termasuk ikan omnifora atau ikan pemakan segala, termasuk ikan
pemakan bangkai (scavenger), dan dapat pula disebut pemakan dasar (bottom
feeder). Sementara dilingkungan pemeliharaan, ikan ini umumnya
dapat memakan segala jenis makanan yang diberikan. Akan tetapi, corydoras cenderung lebih menyukai pakan
alami berupa cacing-cacingan berukuran kecil.
Kisaran suhu
air tegantung ketinggian tempat dan daerah ditemukannya, yaitu sekitar 10-120 C di daerah subtropis dan hingga 320 C di daerah tropis. Ada juga corydoras
yang dapat hidup di daerah yang sedikit asam, yaitu pH 5,3-6,7 dan kesadahan
5-10 dH. Walaupun demikian, corydoras masih dapat hidup dan berpijah pada
kondisi yang bervariasi.
Corydoras
hidup di daerah rawa atau tempat yang kurang suplai airnya. Pada saat miskin
oksigen, mereka dapat mempergunakan ususnya untuk alat pernapasan. Bahkan pada
saat musim kemarau, corydoras ditemukan dalam keadaan tertutup lumpur dan akan
kembali segar saat musim hujan. Biasanya saat awal musim penghujan tersebut
corydoras siap memijah.
Di habitat
aslinya, umumnya corydoras dapat memijah segera setelah musim kemarau,
sementara dilingkungan pemeliharaan, kegiatan memijah ikan ini bisa berlangsung
sepanjang musim. Pemijahan biasanya memerlukan beberapa hari karena telurnya
keluar secara persial. Artinya, Kematangan telur dan ovulasi tidak bersamaan,
tetapi telur dikeluarkan secara bertahap. Jumlah telur yang keluar biasanya
tebanyak pada hari kedua dan ketiga bertelur.
Pembenihan merupakan kegiatan budidaya untuk mendapat benih. Pembenihan ini
mencakup kegiatan pemijahan, penetasan telur, dan perawatan benih serta
pendederan. Pemijahan sendiri merupakan proses perkawinan induk jantan dan
betina hingga menghasilkan telur yang telah di buahi. Perkawinan dapat terjadi
kalau kedua induk sudah cukup umur, atau matang kelamin dan kondisi lingkungan
mendukang. Adapun tahapan pemijahan dan pembanihan corydoras sebagai berikut.
Wadah pemijahan
Ada beberapa wadah yang dapat di gunakan untuk pemijahan corydoras, yaitu
bak semen, bak faibergalas, bak kayu yang dibungkus plastik, dan akuarium.
Sarana pelengkap pemijahan
Selain sarana utama berupa wadah pemijahan, juga di perlukan sarana
pelengkap lain agara proses pemijahan corydoras dapat berlangsung dengan baik.
Adapun saran pelengkap yang harus di sediakan antara lain subtrat penempel
telur dan penyuplai oksigen.
Diperlukan subtrat penempel telir karena corydoras
memilki sifat betelur yang adesif atau menempelkan telurnya padabenda-benda di
sekitarnya. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai subtrat penempel
telur yaitu potongan pipa, keramik, potongan kaca, atau bahan lain yang tidak
mudah busuk.
Sarana pelengkap lain yang diperlukan pemijahan ialah penyuplai oksigen.
Untuk itu, air medianya perlu selalu di suplai dengan oksigen. Adapun
kelengkapan untuk menyuplai oksigen antara lain blower atau aerator, selang,
dan batu aerasi.
Pemilihan dan pengelolaan induk.
Corydoras mulai dapat di pijahkan minimal umur 8 bulan atau berukuran
sekitar 6-7 cm. Ikan jantan memiliki bentuk tubuh seperti torpedo bagian dari
belakang insang meruncing hingga ke ekor. Utbuh iakn jantan ini lebih langsing
dan ukurannya lebih kecil dari betina. Sirip dorsalnya tampak lebih runcing.
Sedangkan ikan berina bertubuh lebih besar dibanding jantan dan perutnya tampak
membundar karena berisi telur.
Calon induk hasil seleksi dipelihara secara terpisah hingga siap dijadikan
induk. Pemisahan induk betina dan jantan dapat dilakukan dalam wadah wadah
pemijahan. Namun secara umum pemijahan dapat dilakukan secara masal dalam bak
semen.
Selama pemeliharaan tersebut, calon induk diberi pakan berprotein tinggi
untuk mendukung kuantitas dan kualitas air. Akan tetapi, jenis pakannya perlu
di sesuaikan dengan kebiasaan makan dari corydoras. Corydoras bersifat bottom
feeder maka akan lebih baik kalau diberi pakan alami seperti tubifex maupun
bentuk pakan berupa butiran atau pelet yang tenggelam, dosis pakan buatan cukup
3-5% dari berat total induk.
Selain diberi pakan, induk ikan harus diberi perlakuan obat-obatan secara
periodik. Tujuan nya agar ikan selalu dalam keadaan sehat selam proses
pemijahan Obat yang dapat digunakan berupa anti parasit seperti formalin atau
anti bakteri seperti oksitetrasiklin. Perlakuan ini dilakukan setiap dua minggu
atau sebulan sekali.
Penetasan telur dan perawatan benih.
Subtrat yang berisi telur dimasukan dalam wdah penetasan. Umumnya wadah
penetasan berupa akuarium berukuran 40 cm x 60 cm x 40 cm. Tinggi airnya
sekitar 20-25 cm.air medianya perlu di beri obat methyline blue 5% dengan dosis 15 tetes larutan per
20 liter air untuk mencegah serangan jamur.
Telur akan menetas menjadi benih mulai hari
ke-3. Semntara subtrat yang telur–telurnya dudah menetas haurs segera diambil
dan dicuci. Pencucian ini di maksudkan untuk menghilangkan sisa telur yang
tidak menetas dan membersihkan jamur yang ada.
Benih yang sudah menetas tidak langsung diberi pakan karena memebawa kuning
telur sebagai makanannya. Mulai hari ke-3, pakan sudah harus diberikan dan
kualitas air di perhatikan karena saat ini benih sangat peka terhadap penyakit.
Bila terserang penyakit , seluruh benih akan mengalami kematian.
Pakan pertama yang disarankan untuk benih corydoras berupa nauplius
artemia. Sayangnya pakan jenis ini cukup mahal sehingga sebagai alternatif
dapat di berikan pakan Brachionius sp.
Dengan catatan bahwa kultur pakan alami tesebut haurs dilakukan secara rutin.
Pergantian air dilakukan setiap hari untuk menjaga kualitasnya. Kualitas
air yang kurang baik akan berakibat proses pamijahan terganggu. Pergantian air
dapat dilakukan dengan cara menyipon 1-3 hari sekali.
Setelah memijah selama dua bulan, induk perlu dipelihara secara terpisah
selama dua minggu sebelum dicampur kembali untuk dipijahkan. Tujuannya agar
kodisi tubuhnya tetap baik saat berpijah.
Pemijahan bisanya terjadi menjelang pagi atau pada pagi hari. Saat berpijah ikan perlu ketenangan. Keberhasilan
ikan memijah dapat diamat pada subtrat telur yang sudah ditempeli telur
berwarna bening. Jika telurnya putih, berarti pemijahan gagal.
Subtrat yang ditempeli telur diambil dan dipindahkan kedalam wadah
penetasan telur. Caranya subtrat diangkat dan langsung dipindahkan ke bak
penetasan telur.
Pendederan
Pendederan merupakan tahapan pemeliharaan benih corydoras setelah di rawat
di akuarium selama 7-10 hari. Pendederan ini dilakukan hingga benih berukuran
sekitar 1,75 cm atau selama 1-1,5 bulan
Padat penebaran jangan terlalu tinggi cukup sekitar 1.000-2.000 ekor/ m2.
Jika kepadatannya terlalu tinggi, ikan akan bersaing memperoleh pakan.
Tinggi air mediapun jangan terlalu tinggi, yaitu sekitar 10 cm. Hal ini
disebabkan ikan sering naik kepermukaan air untuk mengambil oksigen dari udara.
Pakan yang digunakan selam masa pendederan ini adalah cacing sutra. Dosisnya
10% dari bobot total ikan.
Untuk menunjang penambahan jumlah oksigen terlarut di perlukan alat-alat
berupa blower atau aerator serta instalasinya seperti paralon, batu aerasi,
selang aerasi, pemenas, dan filter. Paralon digunakan untuk mengalirkan udara
dari blower atau aerator ke air. Sematara filter dapat dipakai jika kondisi air
agak keruh.
DAFTAR PUSTAKA
Kembuan
B.S. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan
Ikan “Corydoras Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan
Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Liviawaty dan Eddy Afrianto, Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan,
Yogyakarta, Kanisius, 1992.
Mudjiutami Endang, Ikan
Hias Air Tawar Corydoras, Jakarta,
Penebar Swadaya, 2000.
Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk Tanaman Berkhasiat
Obat Indonesia IV, Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.
INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT
MENGHUBUNGI:
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT (BPSPL)
PADANG
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl. Raya Pertanian, Sei Duo - Sungai Lareh,
Lubuk Minuturun - Koto Tangah, Padang
Telp (0751) 497053,
Fax (0751) 497053
Tidak ada komentar:
Posting Komentar