Minggu, 21 Desember 2014

PEMBENIHAN IKAN CORYDORAS




Corydoras termasuk cat fish. Asalnya dari Amerika Selatan yang kemudian menyebar kedaerah lain secara alami maupun karena campur tangan manusia melalui transportasi.
Corydoras sebagai ikan hias mempunyai daya tarik untuk dinikmati. Dengan bentuk yang cukup menawan dan warna yang variatif, sudah cukup menunjukan daya tariknya sebagai ikan hias dilihat dari gerakannya, Corydoras menarik karena lincah. Tingkah lakunya yang suka bergerombol di dasar wadah menyebabkan ikan ini dapat dipelihara bersama-sama dengan ikan hias lain yang hidupnya di bagian tengah dan permukaan air sehingga ke kontrasan penampilan menjadi lebih menarik.


Sistematika dan Morfologi
Adapun sistematika jenis ikan ini menurut Hoedeman (1975) sebagai berikut.
v  Filum                    : Chordata
v  Kelas                     : Osteichthyes
v  Sub kelas             : Actinopterygii
v  Ordo                     : Siluriformes
v  Sub ordo             : Siluroidei
v  Famili                   : Callichthyidae
v  Genus                   : Corydoras
Sementara ciri-ciri morfologi dari genus corydoras antara lain tubuhnya pendek dan gemuk, punggung melengkung di banding perut, kedua sisi ikan di lengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, serta pada rahang atas dan bawah terdapat dua pasang kumis. Ukuran tubuh ikan ini berkisar 2,5-12 cm dengan ukuran mayoritas 5-7.

Kebiasaan Hidup dan Berkembang Biak
Di habitat aslinya, corydoras termasuk ikan omnifora atau ikan pemakan segala, termasuk ikan pemakan bangkai (scavenger), dan dapat pula disebut pemakan dasar (bottom feeder).  Sementara dilingkungan pemeliharaan, ikan ini umumnya dapat memakan segala jenis makanan yang diberikan.  Akan tetapi, corydoras cenderung lebih menyukai pakan alami berupa cacing-cacingan berukuran kecil.
Kisaran suhu air tegantung ketinggian tempat dan daerah ditemukannya, yaitu sekitar 10-120 C di daerah subtropis dan hingga 320 C di daerah tropis. Ada juga corydoras yang dapat hidup di daerah yang sedikit asam, yaitu pH 5,3-6,7 dan kesadahan 5-10 dH. Walaupun demikian, corydoras masih dapat hidup dan berpijah pada kondisi yang bervariasi.
Corydoras hidup di daerah rawa atau tempat yang kurang suplai airnya. Pada saat miskin oksigen, mereka dapat mempergunakan ususnya untuk alat pernapasan. Bahkan pada saat musim kemarau, corydoras ditemukan dalam keadaan tertutup lumpur dan akan kembali segar saat musim hujan. Biasanya saat awal musim penghujan tersebut corydoras siap memijah.
Di habitat aslinya, umumnya corydoras dapat memijah segera setelah musim kemarau, sementara dilingkungan pemeliharaan, kegiatan memijah ikan ini bisa berlangsung sepanjang musim. Pemijahan biasanya memerlukan beberapa hari karena telurnya keluar secara persial. Artinya, Kematangan telur dan ovulasi tidak bersamaan, tetapi telur dikeluarkan secara bertahap. Jumlah telur yang keluar biasanya tebanyak pada hari kedua dan ketiga bertelur.
          Pembenihan merupakan kegiatan budidaya untuk mendapat benih. Pembenihan ini mencakup kegiatan pemijahan, penetasan telur, dan perawatan benih serta pendederan. Pemijahan sendiri merupakan proses perkawinan induk jantan dan betina hingga menghasilkan telur yang telah di buahi. Perkawinan dapat terjadi kalau kedua induk sudah cukup umur, atau matang kelamin dan kondisi lingkungan mendukang. Adapun tahapan pemijahan dan pembanihan corydoras sebagai berikut.

Wadah pemijahan
Ada beberapa wadah yang dapat di gunakan untuk pemijahan corydoras, yaitu bak semen, bak faibergalas, bak kayu yang dibungkus plastik, dan akuarium.

Sarana pelengkap pemijahan
Selain sarana utama berupa wadah pemijahan, juga di perlukan sarana pelengkap lain agara proses pemijahan corydoras dapat berlangsung dengan baik. Adapun saran pelengkap yang harus di sediakan antara lain subtrat penempel telur dan penyuplai oksigen.
Diperlukan subtrat penempel telir karena corydoras memilki sifat betelur yang adesif atau menempelkan telurnya padabenda-benda di sekitarnya. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai subtrat penempel telur yaitu potongan pipa, keramik, potongan kaca, atau bahan lain yang tidak mudah busuk.
Sarana pelengkap lain yang diperlukan pemijahan ialah penyuplai oksigen. Untuk itu, air medianya perlu selalu di suplai dengan oksigen. Adapun kelengkapan untuk menyuplai oksigen antara lain blower atau aerator, selang, dan batu aerasi.

Pemilihan dan pengelolaan induk.
Corydoras mulai dapat di pijahkan minimal umur 8 bulan atau berukuran sekitar 6-7 cm. Ikan jantan memiliki bentuk tubuh seperti torpedo bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Utbuh iakn jantan ini lebih langsing dan ukurannya lebih kecil dari betina. Sirip dorsalnya tampak lebih runcing. Sedangkan ikan berina bertubuh lebih besar dibanding jantan dan perutnya tampak membundar karena berisi telur.
Calon induk hasil seleksi dipelihara secara terpisah hingga siap dijadikan induk. Pemisahan induk betina dan jantan dapat dilakukan dalam wadah wadah pemijahan. Namun secara umum pemijahan dapat dilakukan secara masal dalam bak semen.
Selama pemeliharaan tersebut, calon induk diberi pakan berprotein tinggi untuk mendukung kuantitas dan kualitas air. Akan tetapi, jenis pakannya perlu di sesuaikan dengan kebiasaan makan dari corydoras. Corydoras bersifat bottom feeder maka akan lebih baik kalau diberi pakan alami seperti tubifex maupun bentuk pakan berupa butiran atau pelet yang tenggelam, dosis pakan buatan cukup 3-5% dari berat total induk.
Selain diberi pakan, induk ikan harus diberi perlakuan obat-obatan secara periodik. Tujuan nya agar ikan selalu dalam keadaan sehat selam proses pemijahan Obat yang dapat digunakan berupa anti parasit seperti formalin atau anti bakteri seperti oksitetrasiklin. Perlakuan ini dilakukan setiap dua minggu atau sebulan sekali.

Penetasan telur dan perawatan benih.
Subtrat yang berisi telur dimasukan dalam wdah penetasan. Umumnya wadah penetasan berupa akuarium berukuran 40 cm x 60 cm x 40 cm. Tinggi airnya sekitar 20-25 cm.air medianya perlu di beri obat methyline blue 5% dengan dosis 15 tetes larutan per 20 liter air untuk mencegah serangan jamur.
      Telur akan menetas menjadi benih mulai hari ke-3. Semntara subtrat yang telur–telurnya dudah menetas haurs segera diambil dan dicuci. Pencucian ini di maksudkan untuk menghilangkan sisa telur yang tidak menetas dan membersihkan jamur yang ada.
Benih yang sudah menetas tidak langsung diberi pakan karena memebawa kuning telur sebagai makanannya. Mulai hari ke-3, pakan sudah harus diberikan dan kualitas air di perhatikan karena saat ini benih sangat peka terhadap penyakit. Bila terserang penyakit , seluruh benih akan mengalami kematian.
Pakan pertama yang disarankan untuk benih corydoras berupa nauplius artemia. Sayangnya pakan jenis ini cukup mahal sehingga sebagai alternatif dapat di berikan pakan Brachionius sp. Dengan catatan bahwa kultur pakan alami tesebut haurs dilakukan secara rutin.
Pergantian air dilakukan setiap hari untuk menjaga kualitasnya. Kualitas air yang kurang baik akan berakibat proses pamijahan terganggu. Pergantian air dapat dilakukan dengan cara menyipon 1-3 hari sekali.
Setelah memijah selama dua bulan, induk perlu dipelihara secara terpisah selama dua minggu sebelum dicampur kembali untuk dipijahkan. Tujuannya agar kodisi tubuhnya tetap baik saat berpijah.
Pemijahan bisanya terjadi menjelang pagi atau pada pagi hari. Saat berpijah ikan perlu ketenangan. Keberhasilan ikan memijah dapat diamat pada subtrat telur yang sudah ditempeli telur berwarna bening. Jika telurnya putih, berarti pemijahan gagal.
Subtrat yang ditempeli telur diambil dan dipindahkan kedalam wadah penetasan telur. Caranya subtrat diangkat dan langsung dipindahkan ke bak penetasan telur.

Pendederan
Pendederan merupakan tahapan pemeliharaan benih corydoras setelah di rawat di akuarium selama 7-10 hari. Pendederan ini dilakukan hingga benih berukuran sekitar 1,75 cm atau selama 1-1,5 bulan
Padat penebaran jangan terlalu tinggi cukup sekitar 1.000-2.000 ekor/ m2. Jika kepadatannya terlalu tinggi, ikan akan bersaing memperoleh pakan.
Tinggi air mediapun jangan terlalu tinggi, yaitu sekitar 10 cm. Hal ini disebabkan ikan sering naik kepermukaan air untuk mengambil oksigen dari udara. Pakan yang digunakan selam masa pendederan ini adalah cacing sutra. Dosisnya 10% dari bobot total ikan.
Untuk menunjang penambahan jumlah oksigen terlarut di perlukan alat-alat berupa blower atau aerator serta instalasinya seperti paralon, batu aerasi, selang aerasi, pemenas, dan filter. Paralon digunakan untuk mengalirkan udara dari blower atau aerator ke air. Sematara filter dapat dipakai jika kondisi air agak keruh.


DAFTAR PUSTAKA
Kembuan B.S. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Corydoras Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Liviawaty dan Eddy Afrianto, Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan, Yogyakarta, Kanisius, 1992.
Mudjiutami Endang, Ikan Hias Air Tawar Corydoras,      Jakarta,     Penebar Swadaya, 2000.
Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk Tanaman Berkhasiat     Obat Indonesia IV, Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.


INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI:
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT (BPSPL) PADANG
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl. Raya Pertanian, Sei Duo - Sungai Lareh,
    Lubuk Minuturun - Koto Tangah, Padang
    Telp (0751) 497053, Fax (0751) 497053

Tidak ada komentar:

Posting Komentar