Selasa, 09 Desember 2014

BUDIDAYA KODOK LEMBU ("BULLFROG") (Rana catesbeiana Shaw)


l.  PENDAHULUAN
Kodok lembu atau bullfrog (Rana catesbeiana Shaw) adalah salah satu dari sekian  banyak  komoditas  perikanan  air tawar  yang   menjanjikan   devisa   bagi negara.  Kodok  ini  berasal  dari  Amerika Utara. Sejak tahun  1983 telah  dilakukan upaya   pengembangannya    di    Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Dibandingkan dengan kodok  lokal, kodok lembu sifatnya lebih jinak, lebih mudah dibudidayakan dan dapat mencapai ukuran  besar  (500  s/d  600  gr/ekor). Menurunnya populasi kodok hijau di alam sebagai  akibat dari  penangkapan yang berlebihan, akan memberikan prospek yang baik  terhadap  pengembangan  budidaya kodok lembu, untuk mencukupi kebutuhan baik dalam negeri maupun ekspor tanpa merusak keseimbangan lingkungan.
II.  BIOLOGI
Klasifikasi   kodok   lembu   sebagai berikut :
Kingdom          : Animal
Phylum            : Chordata
Sub.Phylum    : Vertebrata
Class               : Amphibi
Sub.Class        : Anuromorpha
Super ordo      : Salientia
Ordo                : Anuras
                          (Anura/Salientia)
Sub. Ordo       : Displasiooela
Family             : Ranidae
Sub.Family      : Raninae (True Frog)
Genus             : Rana (True Frog)
Species           : Rana catesbeiana Shaw
v  Siklus hidupnya terdiri atas fase telur, berudu (kecebong), percil dan dewasa. Perubahan bentuk dari berudu menjadi percil disebut proses metamorfosa.
v  Stadia   berudu   bersifat   "omnivora" termasuk plankton feeder dan pemakan detritus (Scavenger).
v  Stadia percil sampai dewasa banyak memakan  makanan  yang  bergerak (serangga, cacing tanah, belatung, ulat dan ikan kecil) atau pakan buatan (pellet).
III.  PEMBENIHAN
A.  Pemeliharaan Induk
Perbedaan induk jantan dan betina sebagai berikut :
SPESIFIK
JANTAN
BETINA
-   Ukuran gendang telinga
-   Warna kulit disekitar kerongkongan
-     2 kali lingkaran mata
-     Hitam kekuningan
-     relative rendah
-     putih dengan bintik hitam
-   Ibu jari kaki bagian depan
-     Lebih besar
-     Lebih kecil
-   Kantong suara
-     Punya, terletak diantara selaput gendang dan pangkal kaki depan
-     tidak punya
-   Induk matang kelamin :
Ø  Umur
Ø  Berat
-   Ciri Khusus
Ø 1,5 – 2 tahun
Ø 300 – 400 gr
-     bunyi/suara yang dikeluarkan
Ø 1,5 – 2 tahun
Ø 400 – 800 gr
-     perut membesar
B.  Wadah  Pemijahan
v  Bak pemijahan dapat dibuat dari bahan semen, fibreglass, plastik    dan sebagainya.
v  Ukuran bak minimal 1 X 1 X 1 m .
v  Bak pemijahan  dapat berbentuk segi empat, lingkaran atau bujur sangkar.
C.  Pemijahan
v  Persiapan pemijahan : pengeringan (1 s/d  2   hari),   pencucian   bak,   untuk memberi  kesan  alami  diberi  eceng gondok atau tanaman air lainnya.
v  Pengisian air dilakukan hingga 30 cm dan   dibiarkan    mengalir    selama pemijahan (seperti pancuran).
v  Pemasukan  induk  matang  kelamin jantan      dan       betina       dengan perbandingan jantan : betina =1:1.
v  Pada kondisi baik, kodok memijah dalam waktu 3 s/d 5 hari dan bila lebih dari tujuh  hari tidak memijah induk harus diangkat.
v  Lingkungan tempat memijah harus sunyi.
D.  Penetasan dan Pemeliharaan Berudu
v  Proses penetasan telur dapat dilakukan dengan dua cara:
a.    Di bak pemijahan, dengan cara induk dipindahkan.
b.    Pemindahan     telur    ke    tempat penetasan.
v  Bak penetasan dapat berupa semen, fibreglass, dan lain-lain.
v  Telur kodok akan menetas dalam waktu 36 s/d 48 jam pada suhu 28 s/d 30° C.
v  Berudu dipelihara selama 3 s/d 4 bulan dengan kepadatan 1 s/d 3 ekor/liter air.
v  Pakan tambahan berupa pellet yang dihaluskan  diberikan  selama  masa pemeliharaan.
v  Bila   berudu   sudah   tumbuh   kaki belakang,   diberikan   tempat  untuk bertengger (eceng gondok, bambu).
IV.  PEMBESARAN
A.  Wadah Pembesaran
v  Bak semen, fibreglass atau plastik yang ukurannya bervariasi minimal 1X1X1m3.
v  Untuk  menghindari  sinar  matahari langsung, sebaiknya diberi atap.
B.  Pemeliharaan Percil
v  Persiapan    meliputi    pengeringan, pembersihan dan pengisian air.
v  Padat penebaran percil 50 s/d 100 ekor/m2 , ukurandiusahakan seragam.
v  Pemberian pakan  tambahan  dengan kadar  protein  30 %  berupa  pellet terapung sebanyak 3 % biomas per hari dan frekuensi pemberian 3 s/d 5 kali per hari.                                
v  Lama pemeliharaan 2 s/d 3 bulan dari s/d 15 gr/ekor mencapai 100 s/d 150 gr/ekor.
v  Produksi   kodok   ukuran   konsumsi mencapai 8 kg/m2 , dalam waktu 4 bulan ukuran kodok 4 s/d 5 ekor/kg.
C.  Pemeliharaan Calon Induk
v  Padat penebaran kodok yang berukuran 200 gr/ekor adalah 20 ekor/m .
v  Pemberian  pakan  tambahan  berupa pellet terapung yang mengandung 30% protein sebanyak 3 s/d 5% biomas per tiari  dan   frekuensi    pemberian    pakan   3 s/d 5 kali perhari.
v  lama  pemeliharaan   4   s/d   6   bulan mencapai ukuran 400 s/d 600 gr/ekor.
V.  PENYAKIT DAN PREDATOR
v  Pada  fase   berudu   terdapat   sejenis bakteri pada ekor yang  luka  berwarna temerahan.    Pencegahan    dilakukan tengan  melakukan   perendaman   PK atau KMn 02 10 s/d 20 ppm selama 15 menit.
v  Pada   fase    percil     sampai     dewasa penyakitnya    borok,    ambeien    dan kelumpuhan akibat gigitan kodok lain.
v  Pencegahan      dengan      menjaga lingkungan  yang  baik  dan  makanan yang cukup.
v  Predator       berudu       atau       percil       di       alam adalah ular, kepiting, belut, ikan liar dan burung.
Pada fase dewasa sampai calon induk penyakitnya   adalah   kaki   merah, kelumpuhan,      perut     kembung. Pencegahannya    dengan    sanitasi lingkungan dan pemberian makan yang bervariasi (buatan dan alami).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar