l.
PENDAHULUAN
Kodok
lembu atau bullfrog (Rana catesbeiana Shaw) adalah salah
satu dari sekian banyak
komoditas perikanan air tawar yang
menjanjikan devisa bagi negara. Kodok
ini berasal dari
Amerika Utara. Sejak
tahun 1983 telah dilakukan
upaya pengembangannya di
Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.
Dibandingkan dengan kodok lokal, kodok
lembu sifatnya lebih jinak, lebih mudah
dibudidayakan dan dapat mencapai ukuran
besar (500 s/d
600 gr/ekor). Menurunnya populasi kodok hijau di alam sebagai akibat dari penangkapan yang berlebihan, akan memberikan prospek yang baik terhadap pengembangan
budidaya kodok lembu, untuk
mencukupi kebutuhan baik dalam
negeri maupun ekspor tanpa merusak
keseimbangan lingkungan.
II. BIOLOGI
Klasifikasi kodok
lembu sebagai berikut :
Kingdom :
Animal
Phylum :
Chordata
Sub.Phylum : Vertebrata
Class :
Amphibi
Sub.Class : Anuromorpha
Super ordo : Salientia
Ordo : Anuras
(Anura/Salientia)
Sub.
Ordo :
Displasiooela
Family :
Ranidae
Sub.Family :
Raninae (True Frog)
Genus :
Rana (True Frog)
Species :
Rana catesbeiana Shaw
v
Siklus hidupnya terdiri atas fase telur, berudu
(kecebong), percil dan dewasa. Perubahan
bentuk dari berudu menjadi percil disebut proses metamorfosa.
v
Stadia berudu
bersifat "omnivora" termasuk
plankton feeder dan pemakan detritus (Scavenger).
v
Stadia
percil sampai dewasa banyak memakan
makanan yang bergerak (serangga, cacing tanah, belatung,
ulat dan ikan kecil) atau pakan buatan (pellet).
III.
PEMBENIHAN
A. Pemeliharaan Induk
Perbedaan
induk jantan dan betina sebagai
berikut :
SPESIFIK
|
JANTAN
|
BETINA
|
-
Ukuran gendang telinga
-
Warna kulit disekitar kerongkongan
|
-
2 kali lingkaran mata
-
Hitam kekuningan
|
-
relative rendah
-
putih dengan bintik hitam
|
-
Ibu jari kaki bagian depan
|
-
Lebih besar
|
-
Lebih kecil
|
-
Kantong suara
|
-
Punya, terletak diantara selaput gendang dan pangkal
kaki depan
|
-
tidak punya
|
-
Induk matang kelamin :
Ø Umur
Ø Berat
-
Ciri Khusus
|
Ø
1,5 – 2 tahun
Ø
300 – 400 gr
-
bunyi/suara yang dikeluarkan
|
Ø
1,5 – 2 tahun
Ø
400 – 800 gr
-
perut membesar
|
B. Wadah
Pemijahan
v Bak
pemijahan dapat dibuat dari bahan semen, fibreglass, plastik dan sebagainya.
v Ukuran
bak minimal 1 X 1 X 1 m .
v Bak
pemijahan dapat berbentuk segi empat,
lingkaran atau bujur sangkar.
C.
Pemijahan
v Persiapan
pemijahan : pengeringan (1 s/d 2
hari), pencucian bak,
untuk memberi kesan
alami diberi eceng gondok
atau tanaman air lainnya.
v Pengisian
air dilakukan hingga 30 cm dan dibiarkan
mengalir selama pemijahan (seperti pancuran).
v Pemasukan induk
matang kelamin jantan dan
betina dengan perbandingan jantan : betina =1:1.
v Pada
kondisi baik, kodok memijah dalam waktu 3 s/d 5 hari dan bila lebih dari tujuh
hari tidak memijah induk harus diangkat.
v Lingkungan
tempat memijah harus sunyi.
D. Penetasan dan Pemeliharaan Berudu
v Proses
penetasan telur dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Di
bak pemijahan, dengan cara induk dipindahkan.
b. Pemindahan telur
ke tempat penetasan.
v Bak
penetasan dapat berupa semen, fibreglass, dan lain-lain.
v
Telur
kodok akan menetas dalam waktu 36 s/d 48 jam pada suhu 28 s/d 30° C.
v
Berudu
dipelihara selama 3 s/d 4 bulan dengan kepadatan 1 s/d 3 ekor/liter air.
v
Pakan
tambahan berupa pellet yang dihaluskan
diberikan selama masa pemeliharaan.
v
Bila berudu
sudah tumbuh kaki belakang, diberikan
tempat untuk bertengger (eceng
gondok, bambu).
IV.
PEMBESARAN
A. Wadah Pembesaran
v Bak
semen, fibreglass atau plastik yang ukurannya
bervariasi minimal 1X1X1m3.
v Untuk menghindari
sinar matahari langsung, sebaiknya diberi atap.
B. Pemeliharaan Percil
v Persiapan meliputi
pengeringan, pembersihan dan
pengisian air.
v Padat
penebaran percil 50 s/d 100 ekor/m2 , ukurandiusahakan seragam.
v Pemberian
pakan tambahan dengan
kadar protein 30 %
berupa pellet terapung sebanyak 3 % biomas per hari dan frekuensi pemberian 3 s/d 5 kali per hari.
v
Lama
pemeliharaan 2 s/d 3 bulan dari s/d 15 gr/ekor mencapai 100 s/d 150 gr/ekor.
v
Produksi kodok
ukuran konsumsi mencapai 8 kg/m2
, dalam waktu 4 bulan ukuran kodok 4
s/d 5 ekor/kg.
C.
Pemeliharaan Calon Induk
v Padat
penebaran kodok yang berukuran 200
gr/ekor adalah 20 ekor/m .
v Pemberian pakan
tambahan berupa pellet terapung yang mengandung 30% protein sebanyak 3 s/d 5% biomas per tiari
dan frekuensi pemberian
pakan 3 s/d 5 kali perhari.
v lama pemeliharaan
4 s/d 6
bulan mencapai ukuran 400 s/d
600 gr/ekor.
V. PENYAKIT DAN PREDATOR
v Pada fase berudu
terdapat sejenis bakteri pada ekor yang luka
berwarna temerahan. Pencegahan dilakukan tengan melakukan perendaman
PK atau KMn 02 10 s/d 20 ppm
selama 15 menit.
v Pada fase
percil sampai
dewasa penyakitnya borok,
ambeien dan kelumpuhan akibat gigitan kodok lain.
v Pencegahan dengan menjaga lingkungan yang baik
dan makanan yang cukup.
v
Predator berudu atau
percil di
alam adalah ular, kepiting, belut, ikan liar dan burung.
Pada fase dewasa sampai calon induk penyakitnya adalah
kaki merah, kelumpuhan, perut kembung. Pencegahannya
dengan sanitasi lingkungan dan pemberian makan yang bervariasi (buatan dan alami).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar